Jumat, 19 November 2010

jendela terakhir




malam tersentak, tergugu
memagut rindu mengumpul
sayapnya mengepak di semua jendela
melongok dengan mata penuh harap
tak jua wajahmu disana

sekali lagi, sayapnya merentang
lunglai menyergap hati
yg tak henti melafaz namamu
detak jantung memacu gelisah
seperti kehilangan denyutnya

duhai...
berasakah gerimis mulai turun
berganti hujan sebentar lagi
namun sayapnya tetap hinggapi tiap jendela
belum juga engkau disana
menjelmalah hiks..hiks

disinilah,
dijendela terakhir
sayapnya terkulai layu
erangannya menali langit
gemetar bibirnya berbisik
“jangan...
jangan tinggalkan aku
biarkan...
satu jendela ini tetap terbuka
agar selalu bisa
kulihat engkau dari sana”


Pku, 19/11/10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar