Senin, 28 Juni 2010

Dimanakah matahariku


Pokok pinus di tengah hutan
Terduduk ia sendiri
Menjerit tak bersuara
Angin gunung basa basi
Menyapa dan terbang entah kemana

Jalan setapak terbungkus kabut
Darahku dan jiwaku
Menyatu ditelan bumi
Kerlap kerlip kunang-kunang
Memancarkan kebisuan

Aku berjalan hanya dengan mata hati
Bernafas hanya dg tekad
Aku mendaki penuh dengan teka teki
Dimanakah matahariku?

Aku terantuk sebatang dahan
melintang di depanku
Menghentikan pengembaraan
Tanda tanya gundah hati
Kapankah akan terjawab

Disinilah...
Di dalam dada
Menetes temurun
Cintaku bara hidup
Disinilah...
Di dalam jiwa
mengalir hasratku
Mengikuti petunjukMu

Jumat, 25 Juni 2010

Just 4 u

I can’t stay now, I’m just wait now
My hand they grow so impatient
Many things I’ve got to do now
for the first ray of the morning

Though she dreams in peacefull slumber
Sleep to me just doesn’t come
When she wakes I’ll try to tell her
Everything I’ve to say

And the night so dark inside me
Makes me finally understand
Where the love that she has given
She can light the sky forever

It’s the way she gives so freely
It’s the way she takes my hand
I’ll just ask the sunshine brightly
Got to see her smile again

Then I’ll sing the song I’ve written
And I’ll make the whole world listen
In the silence just for you
Like no one has ever heard

And I’ll wake up all the lovers
And I’ll keep them back for hours
And we’ll do the things we’ve wanted
The way that lovers do

Then we’ll run to the street
And we’ll start to dance like crazy
Though she wants only to feel joy
It’s the love she give and need

And we’ll take me tab of chorus
And we’ll paint the street and building
Rainbow colors everyone
Though she wants colors to see

And we’ll take all field of flowers
Make the street alive with spring
Make the place where lovers go
To love the way like lovers do

Then we’ll fly to the sky
And we chose we trought the stars
And our stars will tell the whole world
The love we had, we are …

The love we share is sweet
The love we know is real
That love is not a dream
but last a life time long

Because your love and mine we give
Without gleaming holdng in
And love that we have given
Return to ask the wind

Cause your love for me
Is not beginning and the end
Your love and mine is now
for me … forever

Kamis, 24 Juni 2010

Masih saja


Masih saja...
Engkau bertengger di pucuk-pucuk ingatku
pada tepian kisah yang tercabik
yang coba kupungut sobekannya
kusatukan dalam satu lembar kenangan tak lekang
yang mungkin suatu hari dapat kurenda
menjadi kalung bunga

Masih saja...
Mimpiku hadirkanmu di harap tak bertepi
Menjelmakan rindu di ujung pelangi
Yang menghiasi senja di kaki cakrawala
Dimana aku memuja wangi melati
Yang kau hantar sesejuk embun pagi

Masih saja...

Selasa, 15 Juni 2010

Rasa sakit itu ada selama kita biarkan


Itu yang kukatakan padamu, ketika kembali kau jadikan aku tong sampah untuk persoalan yang sama. Dan rasanya berulangkali juga kukatakan itu padamu. Aku tak bisa melakukan apa-apa untuk membagi bebanmu, karena begitu sulit hatimu kumasuki. Kau selalu bertahan dengan prinsipmu, lalu pencerahan seperti apa yang bisa kulakukan untuk mengurai kekerasan hatimu. Dan akhirnya aku hanya termangu, membiarkan kau mentransfer semua sakit hati dan kecewamu ke kepalaku. Dan sepertinya aku juga harus bersiap mencari tong sampah baru untuk membuahnya dari otakku.

Kakakku, untuk kesekian kali kukatakan padamu, rasa sakit itu ada selama kau membiarkannya ada dihatimu, dan kau akan tetap dalam lingkaran yang sama jika kau tidak melangkah keluar untuk mencari dasar persoalan dan membenahi satu satu demi satu duri yang menyangkut di sepanjang jalanmu. Ia akan tetap ada jika kau tidak memungutnya dan menghilangkannya dari hidupmu. Hatimu akan tetap pengap dan semua terasa sesak, jika kau tidak membukanya dan membiarkan cahaya memasukinya.

Kukatakan padamu. Hidup adalah pilihan, aku sering mendengarnya. Saat kita menentukan sebuah pilihan, maka kita juga harus mempersiapkan diri untuk menerima segala resiko dari pilihan kita tersebut. Dan kau telah memilihnya. Segala sesuatu terkadang tidak berjalan sesuai dengan yang kita harapkan. Tapi yang pasti semua berjalan sesuai yang telah dirancang Tuhan untuk kita. Kita hanya perlu melewati tahap demi tahap, proses menuju akhir sesuai yang telah ditetapkan. Dan jika kita bisa meleawatinya dengan baik, semua akan indah pada waktunya.

Saat kita menerima seseorang memasuki kehidupan kita, itupun juga adalah sebuah pilihan. Pilihan untuk melepaskan sebagian dari diri kita untuk di acak acak oleh sang pendatang baru. Dia akan merubah banyak hal dalam hidup kita, menyita banyak pengertian dan perhatian. Dan jika itu tidak sanggup kita lakukan, maka bersiaplah untuk sebuah penderitaan dan rasa tertekan.

Ketika seseorang memutuskan untuk menikah, sepatutnyalah dia menyadari penuh, dia akan banyak kehilangan bagian dirinya untuk diberikan kepada pasangannya. Waktu, pengertian dan perhatian. Saling menerima segala kekurangan dan saling melengkapi dalam berbagai hal. Menyatukan dua jiwa untuk seiring sejalan tidaklah mudah, akan selalu ada pertentangan. Perbedaan prinsip dan pemahaman pasti selalu ada. Disanalah pengertian kita dibutuhkan untuk tidak terjebak kedalam ego masing-masing dan memilih jalan sendiri-sendiri meskipun berada dalam satu atap.

Ketika semua berjalan tidak sesuai harapan, ketika pengorbanan tidak mendapat penghargaan, yang ada justru salah penafsiran. Siapakah yang harus disalahkan. Ataukah kita yang terlalu banyak meminta tapi tidak memberikan apa-apa. Kita ingin dimengerti tapi tidak mencoba untuk mengerti. Atau pengertian itu sendiri yang telah kehilangan arti. Kita selalu mencari siapa yang salah, tapi tidak pernah melihat kedalam diri kita sendiri. Dan siapakah yang harus disalahkan jika kita merasa tersakiti. Tapi pernahkah kita berpikir kalau kita juga telah menyakiti. Dan jadilah hari-hari berjalan dengan saling menyakiti.

Untukmu kakakku....
Sekali lagi kukatakan. Rasa sakit itu ada selama kita biarkan, hari ini aku mendengarkanmu, aku merasakan betapa tertekannya dirimu dan aku hanya bisa berkata. Lepaskan semua beban dari pikiranmu. Terimalah apa yang ada di depanmu dengan ikhlas, dan ketika engkau telah memberikan yang terbaik dari dirimu, berikanlah dengan hati lapang agar tidak menyesak di dadamu. Bersandarlah selalu pada zat yang Maha Luas lagi Maha Melapangkan.

Selasa, 08 Juni 2010

Aku benci mengatakan aku benci


Mungkin itu kata yang tepat kukatakan saat ini, karena sesungguhnya aku merindukanmu. Aku rindu bergayut di pundakmu, aku rindu tertidur pulas di pangkuanmu. Dan aku rindu perlindunganmu ketika ketenanganku di usik. Sampai kau menghantarku pada ketidakmengertian, akan sebuah kepergian, disaat aku sedang asyik berputar dan menari.

Aku selalu bertanya pada hari-hari, kemana semuanya pergi. Mengapa harus ada tragedi. Sampai aku berhenti bertanya karena pada akhirnya aku lelah sendiri, tak ada jawaban. Kemudian aku pun memilih diam, menyisir batang-batang hari di atas kakiku sendiri, tanpamu.

Sekelebat waktu, begitu lamban bagiku. Mengusik daun-daun kenangan, menjarah mimpi-mimpiku tentang indahnya pelangi, dan aku telah sampai pada hari ini dan mendapati diriku sepi dalam bingkai tak berbentuk. Tak ada warna yang kau tulis dilangkahku. Yang menguatkan aku menantang matahari.

Sepanjang hari aku berlari, tak peduli. Ku pungut setiap rindu dan kulempar jauh, ku pungut lagi dan kulempar lagi begitu ia kembali. Kuteriakkan aku benci padamu, aku benar-benar membencimu. Dan aku juga benci mengatakan aku membencimu. Kau ciptakan bulan yang suram untukku. Kau rengkut matahariku setiap hari, menggantinya dengan coretan buram yang tak harus kurekam dalam benakku. Tapi semuanya telah memenuhi hari-hariku, yang mengukir sebuah tanya dihatiku, untuk inikah kau inginkan kelahiranku? Sebuah amanah yang harusnya terpelihara baik. Lalu dimana engkau pada saat aku membutuhkanmu.?

Dan kini, ketika aku terbiasa tanpamu. Walau tak menghapus namamu dalam doaku, haruskah aku bahagia, ketika engkau mengatakan rindu dan ingin bertemu denganku? Tidak..! aku tidak bahagia yang ada hanya pilu. Mencabik hatiku yang telah terbiasa rapi tanpamu. Dan aku sungguh benci mengatakan aku benci padamu. Sama seperti aku benci mengatakan aku mencintaimu. Meski sesungguhnya aku mencintaimu, aku merindukanmu. Meski terus kupungut dan kulempar jauh. Selalu saja ia kembali memenuhi setiap aliran darahku, dan aku tau takkan pernah terputus karena darahmu mengalir dalam tubuhku. Tapi mengapa tak kau rasakan sebagian darahmu hilang bersamaku, mengapa tak pernah kau rasakan hatiku berdegup dalam pertarungan melawan setiap perih, mencabuti duri-duri yang menusuk telapak kakiku. Dimana engkau setiap aku membutuhkanmu.? Sungguh aku benci mendengar engkau mengatakan rindu, sama seperti aku benci mengatakan aku rindu padamu..

Diantara cinta, benci dan rindu, dimanakah aku bediri. Aku juga tak tau. Tapi telah kuputuskan aku tidak berada dimana-mana. Aku tetap disini, di hari-hariku. Berbuat semampuku. Bertahan semampuku. Dengan sebuah kata terakhirku, sesungguhnya aku tak pernah mampu membencimu, meski aku sungguh ingin membencimu.


Pku, 08/06/10
22.45 wib

Jumat, 04 Juni 2010

Tentang seorang sahabat

Tiba-tiba saja aku teringat kita, melongok kembali hari-hari lalu, kujelajahi setiap sudut memori dalam kenangan yang direkam baik oleh otakku. Kau dan aku bertemu di suatu ujung masa, dalam catatan hari-hari dengan seonggok cita-cita yang kita belum jelas warnanya, menapak hari-hari dalam tawa, bukan tidak ada masalah di hari-hari kita, tapi karena itu sudah menjadi biasa untuk kita. Kemudian waktu menggiring kita berjalan seirama, bersama memandang matahari, dan beriringan berjalan dibawah cahaya bulan. Terkadang kita jadi pribadi yang manis, meski sering juga usil mengusik, menghentak hati kita yang jujur.

Ah..aku jadi tersenyum sendiri mengingat kenakalan kita. Ketika kita menggigil pucat hanya karena mencuri sebatang coklat di sebuah pusat perbelanjaan ketika tiba-tiba saja listrik padam. Begitu takutnya kita, padahal tak ada yang melihat, dan yang kita ambil juga hanya sebatang coklat yang harganya belum mencapai Rp. 200. Bukan karena kita tidak punya uang waktu itu, tapi karena kita ingin merasakan bagaimana rasanya jadi pencuri. Dan kita tau, betapa mendebarkan waktu itu, seolah kita telah mencuri trilyunan rupiah. Kamu ingat..? kita sama tertawa terbahak seolah merayakan keberhasilan kita, atau lebih tepatnya menertawakan diri kita yang sama-sama pucat dengan sebatang coklat di tanganmu dan sebuah permen di tanganku. Sepanjang jalan kita terus berceloteh dan tertawa. Menertawakan betapa beraninya kita sekaligus betapa takutnya kita.

Hari-hari kita pernuh warna, gerutu kekesalan yang kau bawa dari luar sana, dan aku menjadi tong sampah, menampung semua amarahmu tentang mereka dengan suara gemuruh mulai dari engkau membuka pintu sampai engkau terduduk diam disampingku dan kemudian kita terbahak bersama. Dan pada hari berikutnya, aku juga melalukan hal yang sama, dan kali ini engkau menggantikan posisiku sebagai tong sampah dan kembali kita tergelak bersama. Aku tau, dan engkau tau, kita tak kan pernah lupa setiap detik waktu yang kita lalui bersama.

Kau dan aku terus bersama, tak ada rahasia diantara kita, meski pernah suatu masa kau sembunyikan luka dariku, dan betapa bodoh dan butanya hatiku waktu itu sehingga tak merasakan sedikitpun perubahanmu, luka dimatamu. Meski telat kutau, dan kemudian kita menangis bersama dan kuambil separoh luka itu. Tak harus kukatakan tapi aku juga terluka dengan lukamu. Aku tak punya kata-kata manis untuk menghiburmu, tapi mata dan hatiku yang memerih cukup mewakili betapa aku ada disini, di sampingmu. Bersama lukamu. Dan kita akan kuat bersama.

Waktu semakin mengokohkan kita, perasaan kita, selalu berbagi, kau mengenalku lebih dari siapapun, begitupun aku. Tak pernah kita ungkapkan itu. Hanya hati yang bicara. Sejauh apapun jarak kemudian memisahkan kita, pada saat-saat tertentu kita akan kembali berbagi meski diantara ruang dan masa. Kau menangis aku diam mendengarkan, begitupun sebaliknya. Aku terjatuh kau menguatkan, begitupun sebaliknya. Kita selalu berbagi kekuatan.

Kita bahagia bersama, sedih juga bersama, tapi hari ini kau simpan lukamu sendiri. Meski tak kau katakan, aku tau, aku merasa. Aku gundah dalam gundahmu, aku gelisah menanti air matamu. Tak ada yang bisa kukatakan. Aku ingin yang terbaik untukmu, aku inginkan kebahagiaanmu. Banyak sisi hidup yang belum kita pahami. Cinta datang dan pergi tanpa kita kehendaki, sebenarnya kita ingin, tapi pada saat yang sama kita dihadapkan pada pilihan. Dan apapun itu, hanya sebuah perjalan yang sudah dirancang sang penguasa alam. Betapapun kita menolak, semua akan berjalan sesuai ketetapanNya. Dan betapapun kita berkehendak, hanya mendapati keletihan jika Dia tidak berkehendak. Semua akan berjalan menuju ujungnya, menuju arahnya. Kita hanya menjalani dan melakoni peran ini sekarang. Lakukan saja, jalani saja. Karena dengan begitu kita akan menemukan jawabannya. Dan jika semua ini bukan pilihan, waktu akan menuntunmu padanya. Dengan senyum merekah, hari yang penuh berkah. Semua akan berjalan sesuai rancanganNya melalui proses panjang hingga waktu yang sudah ditetapkanNya. Semua akan indah pada waktunya.

Apapun yang terjadi saat ini, aku selalu disini, untukmu. Dan aku tau kau tak ragu soal itu. meski tak bisa kutatap wajahmu malam ini, tapi kutuliskan ini untuk mewakili aku tak bisa tidur malam ini untukmu.......

Pku, 4/6/10
01.30 wib...

Rabu, 02 Juni 2010

Cinta


cinta adalah air mata:
air mata kesedihan,
air mata kebahagiaan

namun,
cinta itu telah cukup untuk cinta itu sendiri
cinta tak harus memiliki

meski air mata kebahagiaan mengawali namun…
air mata kesedihanlah yang mengakhiri…
fiktif tanpa kebenaran,
halusinasi belaka

Selasa, 01 Juni 2010

CINTA itu TIDAK MELIHAT ( ketika engkau ingin mencari....)


Kenapa kita menutup mata ketika kita tidur? Ketika kita menangis? Ketika kita membayangkan?
Itu karena hal terindah di dunia tidak terlihat.

Ketika kita menemukan seseorang yang keunikannya sejalan dengan kita..kita bergabung dengannya dan jatuh ke dalam suatu keanehan serupa yang dinamakan cinta..

Ada hal-hal yang tidak ingin kita lepaskan.. orang-orang yang tidak ingin kita tinggalkan.. tapi ingatlah..,melepaskan bukan akhir dari dunia.. melainkan awal suatu kehidupan baru.. kebahagiaan ada untuk mereka yang menangis, mereka yang tersakiti, mereka yang telah mencari.. dan mereka yang telah mencoba..

Karena merekalah yang bisa menghargai betapa pentingnya orang yang telah menyentuh kehidupan mereka..cinta yang agung?

Adalah ketika kita menitikkan air mata dan masih peduli terhadapnya..adalah ketika dia tidak mempedulikan kita dan kita masih menunggunya dengan setia.. adalah ketika dia mulai mencintai orang lain dan kita masih bisa tersenyum sembari berkata aku turut berbahagia
untukmu.

Apabila cinta tidak berhasil.. bebaskan diri kita..biarkan hati kita kembali melebarkan sayapnya dan terbang ke alam bebas lagi.. ingatlah.. bahwa kita mungkin menemukan cinta dari kehilangannya, tapi.. ketika cinta itu mati.. kita tidak perlu mati bersamanya.

Orang terkuat bukan mereka yang selalu menang.. melainkan mereka yang tetap tegar ketika mereka jatuh, entah bagaimana.. dalam perjalanan kehidupan, kita belajar tentang diri kita sendiri.. dan menyadari bahwa penyesalan tidak seharusnya ada. Hanyalah penghargaan abadi atas pilihan-pilihan yang telah kita buat.

Teman sejati.. mengerti ketika kita berkata aku lupa, menunggu selamanya ketika kita berkata tunggu sebentar, tetap tinggal ketika kita berkata tinggalkan aku sendiri, membuka pintu meski kita belum mengetuk dan berkata bolehkah saya masuk?

Mencintai bukanlah bagaimana kita melupakan..melainkan bagaimana kita mengerti.. bukanlah apa yang kita lihat.. melainkan apa yang kita rasakan.. bukanlah bagaimana kita melepaskan.. melainkan bagaimana kita bertahan.

Dalam urusan cinta, kita sangat jarang menang tapi ketika cinta itu tulus, meskipun kalah, kita tetap menang hanya kerena kita berbahagia dapat mencintai seseorang.. lebih dari kita mencintai diri kita sendiri.