Jumat, 28 Januari 2011

Puisi Parau

Aku mendengarkan saja
Jangrik-jangkrik itu bergembira
Entah apa yang dikatakannya
Begitu riuh,,,
Mungkin sebuah puisi parau untuk sang kekasih
Yang ia rangkai seadanya

Sesekali ia diam, senyap sejenak
Untuk kemudian kembali meneriakkan puisi parau
Barangkali Sang kekasih tersipu,
Atau hanya diam
Sebab malam begitu pekat memagut
Tak jelas rona wajahnya

Tiba-tiba aku ingin mengerti bahasanya
Bagaimana ia menyatakan cinta
Begitu lugas dan sederhana
Tak peduli sang kekasih diam tak bersuara
Tetap saja suaranya gemuruh
Melantunkan puisi parau


Pku, 28/1/11

Do you dream of me?

Dreams within the still of night
On wings of hope take flight inside of me
There upon some distant shore
We want for nothing more than what will be

And you and I, here we are
I wonder as we come this far...



If I could only read your mind
Tell me the answer I would find
Do you dream of me?
And when you're smiling in your sleep
Beyond the promises we keep
Do you dream of me?

Love has found a magic space
A deep and hidden place where time stands still
Now I hold you in my arms
You know you hold my heart and always will

And you and I, here we are
It's a wonder that we've come this far.

And after all that we have been through
You've leaned on me, I've leaned on you
Do you dream on me?
And when you're smiling in you're sleep
Beyond the promises we keep
Do you dream of me?

If I could only read your mind
Tell me the answer I would find -
Do you dream of me?

And when you're smiling in your sleep
Beyond the promises we keep
Do you dream of me?

And after all that we've been through
You've leaned on me, I've leaned on you.
Do you dream of me?



by. Michael W Smith

Jumat, 21 Januari 2011

KEHIDUPAN SEBUAH CINTA

MUSIM BUNGA
Marilah, sayang, mari berjalan menjelajahi perbukitan, Salju telah cair dan Kehidupan telah terjaga dari lenanya dan kini mengembara menyusuri pegunungan dan lembah-lembah, mari kita ikut jejak-jejak Musim Bunga, yang melangkaui Ladang-ladang jauh, dan mendaki puncak-puncak perbukitan tuk menadah ilham dari aras ketinggian, di atas hamparan ngarai nan sejuk kehijauan.



Fajar Musim Bunga telah mengeluarkan pakaiannya dari lipatan simpanan, dan menyangkutnya pada pohon pic dan sitrus , dan mereka kelihatan bagai pengantin dalam upacara tradisi Malam Kedre..

Sulur-sulur daun anggur saling berpelukan bagai kekasih Air kali pun lincah berlompatan menari ria, di sela-sela batuan, menyanyikan lagu riang.
Dan bunga-bunga bermekaran dari jantung alam, Laksana buih-buih bersemburan, dari kalbu lautan

Kemarilah, sayang: mari meneguk sisa air mata musim dingin, dari gelas kelopak bunga lili, dan menenangkan jiwa, dengan gerimis nada-nada curahan simfoni burung-burung yang berkicauan dan berkelana riang dalam bayu mengasyikkan
Mari duduk di batu besar itu, tempat bunga violet berteduh dalam persembunyian, dan meniru Kemanisan mereka dalam pertukaran kasih rindu.

MUSIM PANAS
Mari pergi ke ladang, kekasihku, karena Musim menuai telah tiba, dan cahaya surya
Telah memanggang gandum kuning-kekuningan.



Mari kita mengerjakan hasil bumi, sebagaimana semangat kegembiraan menyuburkan butir gandum dari benih cinta-kasih, yang tertanam dalam sanubari. Mari mengisi guni kita dengan limpahan hasil bumi bagai kehidupan mengisi penuh rongga hati, dengan harta kekayaan tak terperi, mari, jadikan bunga-bunga alas tilam kita dan langit biru selimut kita sandarkan kepala di bantal harum jerami, mari kita berehat setelah bekerja sepanjang hari, sambil mendengar bisik gemercik air sungai yang menyanyi.

MUSIM GUGUR
kita pergi memetik anggur di perkebunan dan memerah sari buah segar dan menyimpannya di jambangan tua sebagaimana jiwa menyimpan ilmu pengetahuan Abad-abad lalu, dalam gedung keabadian.



Dan sekarang mari pulang, kerna sang bayu telah menerbangkan daun-daun kuning dan mengisar bunga-bunga layu yang membisikkan dendang kematian pada Musim Gugur mari pulang, kekasihku abadi, karena burung-burung telah terbang bagi perjalanan migrasi menuju kehangatan meninggalkan padang yang dingin dan kesepian. Bunga mirtel dan melati pun telah lama mengeringkan air matanya.

Mari kembali, sebab anak sungai yang sayu telah kehabisan lagu, dan sumber air yang lincah telah membisu, enggan mengucapkan kata perpisahan. Sedang bukit-bukit tua telah mulai melipat pakaiannya yang berwarna-warni.
Mari, kekasihku; Alam telah letih, Ia bersemangat melambaikan selamat tinggal dengan dendangan sayup dan ketenangan.

MUSIM DINGIN
Dekatlah ke mari,oh teman sepanjang hidupku, dekatlah padaku, dan jangan biarkan sentuhan Musim Dingin, mencelah di antara kita. Duduklah disampingku di depan tungku, sebab nyalaan api adalah satu-satunya nyawa musim ini.



Bicaralah padaku tentang kekayaan hatimu, yang jauh lebih besar daripada unsur Alam yang menggelodak di luar pintu. Palanglah pintu dan patri engselnya, sebab wajah angkasa menekan semangatku dan pemandangan ladang-ladang salju menimbulkan tangis dalam jiwaku.

Tuangkan minyak ke dalam lampu, jangan biarkan ia pudar, letakkan dekat wajahmu, supaya aku boleh membaca dalam tangis apa yang telah ditulis pada wajahmu tentang kehidupan kau bersamaku..

Berilah aku anggur Musim Gugur, dan mari minum bersama sambil mendendangkan lagu kenangan pada ghairah Musim Bunga dan layanan hangat Musim Panas, serta anugerah tuaian dari Musim Gugur.

Dekatlah padaku, oh kekasih jiwaku; api mendingin dalam tungku, menyelinap padam nyalanya satu-satu, dari timbunan abu dakaplah aku, sebab aku ngeri akan kesepian. Lampu meredup, dan anggur minuman membuat mata sayu mengatup. Mari kita saling berpandangan, sebelum mata tertutup.

Cari aku dengan rabaan, temui daku dalam pelukan lalu biarkan kabus malam merangkul jiwa kita menjadi satu Kucuplah aku, kekasihku, karena Musim Dingin, telah merenggut segala, kecuali bibir yang berkata: Engkau dalam dakapan, oh Kekasihku Abadi, Betapa dalam dan kuat samudera sana, Dan betapa cepatnya subuh…

Khalil Gibran

Sabtu, 15 Januari 2011

Jelajah hati




Sekali lagi, kutatap wajahmu
Dibawah kilapan cahaya lampu temaram
Tak mampu kutangkap yakin
Untuk iya, juga untuk tidak
Aku hanya termangu
diantara selubung kabut yang suram
berkaca pada hatiku sendiri
Riuh dalam gumuruh pikirku nelangsa
Menali langit, memaut hatiku dalam ragu
Jelajahku terhenti di bisu
Terdiam..

Tuhan..
Sejatinya hati ini milikMu
Kukembalikan semua kepadaMu..

pku, 15/1/11

Selasa, 11 Januari 2011

Doaku


Ya Allah,,,
sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari hati yang tidak khusyu’,
dari doa yang tidak di dengar,
dari jiwa yang tidak merasa puas dan dari ilmu yang tidak bermanfaat...

Ya Allah,,,
bantulah aku untuk selalu mengingatMu,
bantulah aku untuk bersyukur kepadaMu,
bantulah aku untuk memperbaiki ibadahku..

Ya Allah,,
pahamkanlah aku dalam hal agama..

Minggu, 09 Januari 2011

Doa




Allahu yaa Rahman
Yaa Rahiim
Yaa Quddus
Yaa ‘Aziis
Yaa Jabbar
Yaa Ghaffar
Yaa Wahhaab
Yaa Fattaah
Yaa Samii’
Yaa Bashiir
Yaa Syakuur
Yaa Mujiib
Yaa Waajid
Ampuni kesombongan kami Wahai Allah, pdhl Engkaulah al Khaafidh...Lembutkan kbekuan hati kami Yaa Rabbana, krn Engkaulah Al Lathiif al Haliim...kuatkan kelemahan kami krn Engkaulah Al Qahhaar...Beri ampunlah kami yaa Hasiib Yaa Tawwaab...
Amiin...yaa rabbal ‘Alamin..

Jumat, 07 Januari 2011

di Suatu Siang, di hati Putih



Siang yang memutih,
Dedaun gigil
disela runtuhan hujan berlarian
menyapa tanah basah
deras menghujam bumi

rerumput tengadah,
menyalami hujan
yang meluncur derasi sekujur tubuh
basah dalam kedinginan
menyergap pucuk-pucuk

sesekali petir menyambar,
di iringi guruh menggelegar
anak dara tersentak,
wajahnya beku menghitung rintik
satu, dua, tiga
dan selaksa..
menyemat satu nama dalam setiap tetes
semakin mengumpul dalam ingatan
mendekap penuh rindu
yang terus penuhi ruang hampa
berisi catatan-catatan hari
tentangmu

siang yang memutih
semakin putih, di wajah putih
di hati putih...