Jumat, 15 Oktober 2010

Suatu senja di ujung muara



Kepenatan membawaku kesini, kala merah merona di batas cakrawala, menunggu senja jatuh di ujung muara, menghamparkan lukisan langit di riak yang berwarna, kilaunya seolah berlarian mengiring sang matahari pulang ke pangkuan malam.

Di senja itu kunikmati angin menyapu wajah letih, di sela bibir tak henti melafaz namaMU. Di teras langitMu aku berdiri, di atas keyakinan tanganMu menyentuhku, disini. Bersiraman cinta dari ujung rambut sampai ujung kakiku, yang tak cukup lautan untukku jadikan tinta menuliskan semua anugerah nikmat yang tercurah di setiap hela nafasku.



Di dalam keletihanku, hanya Engkau labuhanku. Yang selalu kucari di setiap sudut bumi yang kupandangi, dalam bentangan lukisanMu, yang jatuh di ujung muara ini. Di sapuan angin senja yang melayu kutau Engkau melihatku termangu. Wahai Rabbku, wahai teduhanku. Inilah aku dengan segala kelemahanku, dengan segala keterbatasan akalku untuk mengerti dan mencernai setiap kejadian mewarnai gerit perjalanan waktu yang berlalu dihari-hariku.



Di senja ini aku merepih ramainya gemuruh didadaku, laksana nyanyian kehilangan nada, hanya gemuruh tak bersuara mengetuk palung hati yang ingin kuluapkan disini, seiring matahari tenggelam di ujung muara........

Tembilahan, 14/09/10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar