Jumat, 13 Agustus 2010

Pertolongan Allah itu sangat dekat sekali.



Kejadian senja tadi masih jelas melekat di ingatku. ketika aku merasa tidak ada lagi yang bisa kulakukan ditengah kepanikan yang melanda, ketika aku merasa jiwaku seperti hendak keluar dari raga. Di ujung ketakutan aku berpasrah, mungkin juga karena aku sudh kehilangan akal untuk melakukan sesuatu untuk menyelamatkan jiwaku dan menanti saja dentuman keras yang akan meremukkan seluruh tulangku.

Senja yang kelam, di sisa hujan yang masih bergerimis.. Hujan yang merejam bumi sejak tadi memaksaku menunda jam pulang kerja. Ketika hujan berganti gerimis aku memutuskan untuk pulang agar tidak sampai berbuka di jalan. Masih ada satengah jam lagi waktuku untuk sampai di rumah. Dengan bergegas aku mengenakan jas hujan dan memacu motorku melaju di jalanan licin. Berbaur dengan kendaraan lain yang mungkin juga sedang berburu pulang. Sebuah truk dengan kecepatan rendah di depanku sedikit mengganggu penglihatanku, karena itu aku segera mengambil jalur kiri untuk menghindar dari truk tersebut. Saat aku menaikkan kecepatan untuk masuk ke jalur kiri diluar dugaan sebuah terrano hitam juga melaju kencang di jalur yang hendak kutuju. aku mengurungkan niat untuk pindah ke jalur kiri dan secara reflek kakiku segera menginjak rem sekencang-kencangnya agar tidak menabrak truk di depanku, dan akibatnya aku merasakan roda belakang motorku meliuk dan berputar seperti hendak menghempaskan aku ke jalanan. Menyadari itu kakiku juga berhenti menginjak rem, sementara jarak antara aku dan truk di depan semakin dekat. Aku kehilangan akal, sekelebat ingatanku, aku merasa semakin melaju menabrak truk di depanku. Aku merasa hilang sesaat, bahkan rem tangan pun tak bisa kutekan. Aku sudah berpikir truk itulah yang akan menghentikan laju motorku, tentu saja dalam keadaan tak berbentuk. Ya Allah..hanya kata itu yang kuingat. Di tengah degup jantungku yang berpacu, tiba-tiba saja aku merasa motorku melambat dan aku berhasil berkelit ke jalur kiri meski sedikit lagi aku akan menyenggol truk itu.



Ketika berhasil menguasai laju motorku, di tengah kencangnya denyut jantungku, aku berteriak kencang,.,ya Rabb. Engkau menyelamatkan jiwaku...dan sepanjang perjalanan pulang, terus kulantunkan syukur, begitu dekatnya Engkau padaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar