Cukup sudah terkesima
menatap jauh menembus batas langit,
tak berbatas
melewati bintang, menghabiskan malam
dalam sejuta kediaman
cukup sudah....
Sesegera mungkin,
aku harus entaskan lamunan tak berkesudahan ,
ribuan bertanyaan, berbaris menanti jawaban
yang tak selesai dengan andai
yang telah dimulai harus dituntaskan
jangan, jangan pernah hentikan,
tangan yang gemetar bukan isyarat kelemahan
tapi kobaran semangat yang tak tertahankan..
seiring bisikanMu lewat angin
Wahai...
Jangan pernah menunggu bintang jatuh
tapi terbanglah,
mengudaralah,
bentangkan sayapmu
mengangkasa setinggi-tingginya
sampai kau petik sendiri bintang dengan jari-jarimu..
Senin, 07 November 2011
Jumat, 16 September 2011
Show Me the meaning of being lonely
So many words for the broken heart
It's hard to see in a crimson love
So hard to breathe
Walk with me and maybe
Nights of light so soon become
Wild and free I could feel the sun
Your every wish will be done
They tell me
( chorus )
Show me the meaning of being lonely
Is this the feeling I need to walk with
Tell me why I can't be there where you are
There's something missing in my heart
Life goes on as it never ends
Eyes of stone observe the trends
They ever say forever gaze
Guilty roads to an endless love
There's no control
Are you with me now
Your every wish will be done
They tell me
There's nowhere to run
I have no place to go
Surrender my heart, body and soul
How can it be you're asking me to feel
The things you ever show
You are missing in my heart
Tell me why I can't be there where you are
( repeat chorus )
By. BSB
It's hard to see in a crimson love
So hard to breathe
Walk with me and maybe
Nights of light so soon become
Wild and free I could feel the sun
Your every wish will be done
They tell me
( chorus )
Show me the meaning of being lonely
Is this the feeling I need to walk with
Tell me why I can't be there where you are
There's something missing in my heart
Life goes on as it never ends
Eyes of stone observe the trends
They ever say forever gaze
Guilty roads to an endless love
There's no control
Are you with me now
Your every wish will be done
They tell me
There's nowhere to run
I have no place to go
Surrender my heart, body and soul
How can it be you're asking me to feel
The things you ever show
You are missing in my heart
Tell me why I can't be there where you are
( repeat chorus )
By. BSB
Minggu, 29 Mei 2011
Takdir..?
Minggu, 08 Mei 2011
Kepada Hatiku
Jangan bersedih hatiku.
Memang rasa sudah membatu,
Tapi celahpun masih mungkin bisa ketemu.
Sebab perahu qt masih berlabuh.
Tak apalah jika ,memang begitu.
Karena memang itu hal yang baru dan qt pun selalu berguru.
Adakah tak mendapatkan ilmu?
SADARILAH
Sebelum fajar memergoki qt,
Sedang qt tak berbekal sesuatu,
Dan qt masih cukup waktu untuk menyisir jalan
menguak jendela pengap..
Senin, 25 April 2011
Sayap-sayap patah
Wahai Langit
Tanyakan pada-Nya
Mengapa dia menciptakan sekeping hati ini..
Begitu rapuh dan mudah terluka..
Saat dihadapkan dengan duri-duri cinta
Begitu kuat dan kokoh
Saat berselimut cinta dan asa..
Mengapa dia menciptakan rasa sayang dan rindu
Didalam hati ini..
Mengisi kekosongan di dalamnya
Menyisakan kegelisahan akan sosok sang kekasih
Menimbulkan segudang tanya
Menghimpun berjuta asa
Memberikan semangat..
juga meninggalkan kepedihan yang tak terkira
Mengapa dia menciptakan kegelisahan dalam relung jiwa
Menghimpit bayangan
Menyesakkan dada..
Tak berdaya melawan gejolak yang menerpa…
Wahai ilalang…
Pernah kan kau merasakan rasa yang begitu menyiksa ini
Mengapa kau hanya diam
Katakan padaku
Sebuah kata yang bisa meredam gejolak hati ini..
Sesuatu yang dibutuhkan raga ini..
Sebagai pengobat tuk rasa sakit yang tak terkendali
Desiran angin membuat berisik dirimu
Seolah ada sesuatu yang kau ucapkan padaku
Aku tak tahu apa maksudmu
Hanya menduga..
Bisikanmu mengatakan ada seseorang di balik bukit sana
Menunggumu dengan setia..
Menghargai apa arti cinta…
Hati yang terjatuh dan terluka
Merobek malam menoreh seribu duka
Kukepakkan sayap-sayap patahku
Mengikuti hembusan angin yang berlalu
Menancapkan rindu….
Disudut hati yang beku…
Dia retak, hancur bagai serpihan cermin
Berserakan ….
Sebelum hilang di terpa angin…
Sambil terduduk lemah….
Ku coba kembali mengais sisa hati
Bercampur baur dengan debu
Ingin ku rengkuh…
Ku gapai kepingan di sudut hati…
Hanya bayangan yang ku dapat….
Ia menghilang saat mentari turun dari peraduannya
Tak sanggup ku kepakkan kembali sayap ini
Ia telah patah..
Tertusuk duri-duri yang tajam….
Hanya bisa meratap….
Meringis..
Mencoba menggapai sebuah pegangan..
Kahlil Gibran
Senin, 11 April 2011
NYANYIAN HUJAN
Aku ini percikan benang-benang perak yang dihamburkan dari syurga oleh dewa-dewa.
Alam raya kemudian meraupku, bagi menyirami ladang dan lembahnya.
Aku ini taburan mutiara, yang dipetik dari mahkota Raja Ishtar, oleh puteri Fajar,
untuk menghiasi taman-taman mayapada.
Pabila kuurai air mata, bukit-bukit tertawa;
Pabila aku meniup rendah, bunga-bunga gembira,
Dan bila aku menunduk, segalanya cerah-ceria.
Ladang dan awan mega berkasih-mesra,
Di antara mereka aku pembawa amanat setia,
Yang satu kulepas dari dahaga,
Yang lain kuubati dari luka.
Suara guruh mengkhabarkan kedatanganku
Pelangi di langit menghantar pemergianku,
Bagai kehidupan duniawi, diriku,
Dimulakan pada kaki kekuatan alam,
Dan diakhiri di bawah sayap kematian.
Aku muncul dari dalam jantung samudera,
Melayang tinggi bersama pawana,
Pabila kulihat ladang memerlukanku,
Aku turun, kubelai mesra bunga-bunga dan pepohonan
Dalam berjuta cara.
Jemariku lembut bermain pada jendela-jendela kaca
Dan berita yang kubawa membawa bahagia,
Semua orang dapat mendengarnya, namun hanya yang peka,
Dapat memahami maknanya.
Panas udara melahirkan aku,
Namun sebagai balasannya aku membunuhnya,
Laksana wanita yang mengungguli jejaka,
Dengan kekuatan yang dihisap daripadanya.
Diriku helaan nafas samudera
Gelak tertawa padang ladang,
Dan cucuran air mata dari syurga.
Maka, disertai cinta kasih -
dihela dari kedalaman laut kasih-sayang;
tertawa ria dari rona padang jiwa,
air mata dari kenangan syurga abadi.
Khalil Gibran
Minggu, 20 Maret 2011
Tulang Rusuk
Pernah ku berpikir
untuk menjadi matahari untukmu
Agar aku bisa mencerahkan harimu
Dengan kelembutan sinarnya di pagimu
Tapi ia hanya ada menjelang senja
Kemudian aku berpikir
untuk menjadi senja untukmu
Menemanimu melewati langit jingga
Menatapi awan yang shepia
Tapi ia juga akan hilang di telan malam
Pernah juga aku berpikir
Untuk menjadi pelangi untukmu
Di batas cakrawala langit melintasi harimu
Mewarnai ceria hatimu
Tapi ia juga sesekali hadir
Akhirnya..aku memutuskan
Aku hanya ingin menjadi tulang rusukmu
Yang akan menaungi hati dan jantungmu
Kapanpun
Dimanapun
Kau berada..
Pku, 20/3/11
Senin, 07 Maret 2011
Untukmu kekasih
Kekasihku...
Telah kubunuh lelah untukmu,
kupangkas rasa kantuk dan malas
yang sering mengganggu
yang seketika lenyap ketika kusadar
engkau membutuhkanku
begitu sering kuhalang waktu
agar tak menjauhkanku darimu
agar aku selalu ada
di saat sedih dan putus asamu
Kekasihku...
Tak henti namamu di ujung dzikirku
Di segenab jiwaku mengharap
jemari Tuhan menyentuhmu
mendekapmu hangat dikala galau
melabuhkan sayapnya disamudera hatimu
agar kau rasa damai,
agar selaksa kekuatan berkumpul
untuk kau pungut di esok hari
yang menyertaimu melangkah
menyisiri hari-hari...
Pku, 07/03/11
Jumat, 25 Februari 2011
Ku tak mampu
Belum juga aku mampu
Menamai setiap bilur di matamu
Meski telah kutatap tajam
Dan kujelajahi sampai ke lubuk terdalam
Aku hanya terpana tak mampu mengeja makna
Selaksa warna berpendar mengundang ragu
Yang berujung pada tanda tanya
Sepanjang jalan yang kita lewati
Tak terhitung kalimat yang berbaris rapi
Melangitkan mimpi, tak hendak kulerai
Senandung lagu cinta yang kau suguhkan
Akankah segera terampungkan
Sementara aku belum juga mampu
Manandai waktu
untukku sudahi tanda tanya...
yang selalu hadir sejak bermalam malam...
Pku, 25/02/11
Menamai setiap bilur di matamu
Meski telah kutatap tajam
Dan kujelajahi sampai ke lubuk terdalam
Aku hanya terpana tak mampu mengeja makna
Selaksa warna berpendar mengundang ragu
Yang berujung pada tanda tanya
Sepanjang jalan yang kita lewati
Tak terhitung kalimat yang berbaris rapi
Melangitkan mimpi, tak hendak kulerai
Senandung lagu cinta yang kau suguhkan
Akankah segera terampungkan
Sementara aku belum juga mampu
Manandai waktu
untukku sudahi tanda tanya...
yang selalu hadir sejak bermalam malam...
Pku, 25/02/11
Minggu, 20 Februari 2011
Pintaku
Sejatinya hidup telah kujanjikan untukMu
Kupersaksikan Engkau Tuhanku
Yang selalu kulafazkan di lima waktuMu
Namun cinta kepada hambaMu telah mencuri waktuku
Meski tak henti kusebut namaMu
Besertakan syukur atas anugerah cinta
Yang Engkau sisipkan di hatiku
Pintaku,
Lindungi aku
Jagalah aku
Ampuni aku
Atas apa yang aku tidak berkuasa
Karena Engkaulah penguasanya
Yang tak pernah bisa kukuasai...
Mudahkanlah jalanku menuju cinta dalam ridhaMu
Agar tak terjatuhku ke dalam jurang cinta semu
Yang menenggelamkanku ke dalam murkaMu
Duhai Rabb pemilik jiwaku..
Pku, 20/2/11
Kupersaksikan Engkau Tuhanku
Yang selalu kulafazkan di lima waktuMu
Namun cinta kepada hambaMu telah mencuri waktuku
Meski tak henti kusebut namaMu
Besertakan syukur atas anugerah cinta
Yang Engkau sisipkan di hatiku
Pintaku,
Lindungi aku
Jagalah aku
Ampuni aku
Atas apa yang aku tidak berkuasa
Karena Engkaulah penguasanya
Yang tak pernah bisa kukuasai...
Mudahkanlah jalanku menuju cinta dalam ridhaMu
Agar tak terjatuhku ke dalam jurang cinta semu
Yang menenggelamkanku ke dalam murkaMu
Duhai Rabb pemilik jiwaku..
Pku, 20/2/11
Pagi yang bodoh
Kau dan aku terpana
melewatkan pagi dengan gulana
Menjarah hati yang ceria
Berselimut kemelut yang mengikis senyum
Dan awan kemuraman menggelantung
Menyeret langkah menjejak hari
Di sepanjang jalan yang tiba-tiba saja terasa mendaki.
Kau dan aku tak mengerti
Bukan matahari yang tak ramah pagi ini
hanya kita yang terlalu bodoh membiarkan pagi berlalu
sementara kita sibuk menduga-duga
sehingga terlupa, sesungguhnya kita saling melindungi
kau tak sadar, aku tak sadar
nyatanya kita telah tersakiti....
sepanjang hari bergumam,..
mengeja namamu di setiap helaan nafas
kekasihku, yang lembut hatinya
maafkanlah aku yang sering membuat kesal
meski sering kumarahi diriku sendiri
karena tak kunjung selesai membuatmu kesal......
Pku, 17/2/11
melewatkan pagi dengan gulana
Menjarah hati yang ceria
Berselimut kemelut yang mengikis senyum
Dan awan kemuraman menggelantung
Menyeret langkah menjejak hari
Di sepanjang jalan yang tiba-tiba saja terasa mendaki.
Kau dan aku tak mengerti
Bukan matahari yang tak ramah pagi ini
hanya kita yang terlalu bodoh membiarkan pagi berlalu
sementara kita sibuk menduga-duga
sehingga terlupa, sesungguhnya kita saling melindungi
kau tak sadar, aku tak sadar
nyatanya kita telah tersakiti....
sepanjang hari bergumam,..
mengeja namamu di setiap helaan nafas
kekasihku, yang lembut hatinya
maafkanlah aku yang sering membuat kesal
meski sering kumarahi diriku sendiri
karena tak kunjung selesai membuatmu kesal......
Pku, 17/2/11
Jumat, 28 Januari 2011
Puisi Parau
Aku mendengarkan saja
Jangrik-jangkrik itu bergembira
Entah apa yang dikatakannya
Begitu riuh,,,
Mungkin sebuah puisi parau untuk sang kekasih
Yang ia rangkai seadanya
Sesekali ia diam, senyap sejenak
Untuk kemudian kembali meneriakkan puisi parau
Barangkali Sang kekasih tersipu,
Atau hanya diam
Sebab malam begitu pekat memagut
Tak jelas rona wajahnya
Tiba-tiba aku ingin mengerti bahasanya
Bagaimana ia menyatakan cinta
Begitu lugas dan sederhana
Tak peduli sang kekasih diam tak bersuara
Tetap saja suaranya gemuruh
Melantunkan puisi parau
Pku, 28/1/11
Jangrik-jangkrik itu bergembira
Entah apa yang dikatakannya
Begitu riuh,,,
Mungkin sebuah puisi parau untuk sang kekasih
Yang ia rangkai seadanya
Sesekali ia diam, senyap sejenak
Untuk kemudian kembali meneriakkan puisi parau
Barangkali Sang kekasih tersipu,
Atau hanya diam
Sebab malam begitu pekat memagut
Tak jelas rona wajahnya
Tiba-tiba aku ingin mengerti bahasanya
Bagaimana ia menyatakan cinta
Begitu lugas dan sederhana
Tak peduli sang kekasih diam tak bersuara
Tetap saja suaranya gemuruh
Melantunkan puisi parau
Pku, 28/1/11
Do you dream of me?
Dreams within the still of night
On wings of hope take flight inside of me
There upon some distant shore
We want for nothing more than what will be
And you and I, here we are
I wonder as we come this far...
If I could only read your mind
Tell me the answer I would find
Do you dream of me?
And when you're smiling in your sleep
Beyond the promises we keep
Do you dream of me?
Love has found a magic space
A deep and hidden place where time stands still
Now I hold you in my arms
You know you hold my heart and always will
And you and I, here we are
It's a wonder that we've come this far.
And after all that we have been through
You've leaned on me, I've leaned on you
Do you dream on me?
And when you're smiling in you're sleep
Beyond the promises we keep
Do you dream of me?
If I could only read your mind
Tell me the answer I would find -
Do you dream of me?
And when you're smiling in your sleep
Beyond the promises we keep
Do you dream of me?
And after all that we've been through
You've leaned on me, I've leaned on you.
Do you dream of me?
by. Michael W Smith
On wings of hope take flight inside of me
There upon some distant shore
We want for nothing more than what will be
And you and I, here we are
I wonder as we come this far...
If I could only read your mind
Tell me the answer I would find
Do you dream of me?
And when you're smiling in your sleep
Beyond the promises we keep
Do you dream of me?
Love has found a magic space
A deep and hidden place where time stands still
Now I hold you in my arms
You know you hold my heart and always will
And you and I, here we are
It's a wonder that we've come this far.
And after all that we have been through
You've leaned on me, I've leaned on you
Do you dream on me?
And when you're smiling in you're sleep
Beyond the promises we keep
Do you dream of me?
If I could only read your mind
Tell me the answer I would find -
Do you dream of me?
And when you're smiling in your sleep
Beyond the promises we keep
Do you dream of me?
And after all that we've been through
You've leaned on me, I've leaned on you.
Do you dream of me?
by. Michael W Smith
Jumat, 21 Januari 2011
KEHIDUPAN SEBUAH CINTA
MUSIM BUNGA
Marilah, sayang, mari berjalan menjelajahi perbukitan, Salju telah cair dan Kehidupan telah terjaga dari lenanya dan kini mengembara menyusuri pegunungan dan lembah-lembah, mari kita ikut jejak-jejak Musim Bunga, yang melangkaui Ladang-ladang jauh, dan mendaki puncak-puncak perbukitan tuk menadah ilham dari aras ketinggian, di atas hamparan ngarai nan sejuk kehijauan.
Fajar Musim Bunga telah mengeluarkan pakaiannya dari lipatan simpanan, dan menyangkutnya pada pohon pic dan sitrus , dan mereka kelihatan bagai pengantin dalam upacara tradisi Malam Kedre..
Sulur-sulur daun anggur saling berpelukan bagai kekasih Air kali pun lincah berlompatan menari ria, di sela-sela batuan, menyanyikan lagu riang.
Dan bunga-bunga bermekaran dari jantung alam, Laksana buih-buih bersemburan, dari kalbu lautan
Kemarilah, sayang: mari meneguk sisa air mata musim dingin, dari gelas kelopak bunga lili, dan menenangkan jiwa, dengan gerimis nada-nada curahan simfoni burung-burung yang berkicauan dan berkelana riang dalam bayu mengasyikkan
Mari duduk di batu besar itu, tempat bunga violet berteduh dalam persembunyian, dan meniru Kemanisan mereka dalam pertukaran kasih rindu.
MUSIM PANAS
Mari pergi ke ladang, kekasihku, karena Musim menuai telah tiba, dan cahaya surya
Telah memanggang gandum kuning-kekuningan.
Mari kita mengerjakan hasil bumi, sebagaimana semangat kegembiraan menyuburkan butir gandum dari benih cinta-kasih, yang tertanam dalam sanubari. Mari mengisi guni kita dengan limpahan hasil bumi bagai kehidupan mengisi penuh rongga hati, dengan harta kekayaan tak terperi, mari, jadikan bunga-bunga alas tilam kita dan langit biru selimut kita sandarkan kepala di bantal harum jerami, mari kita berehat setelah bekerja sepanjang hari, sambil mendengar bisik gemercik air sungai yang menyanyi.
MUSIM GUGUR
kita pergi memetik anggur di perkebunan dan memerah sari buah segar dan menyimpannya di jambangan tua sebagaimana jiwa menyimpan ilmu pengetahuan Abad-abad lalu, dalam gedung keabadian.
Dan sekarang mari pulang, kerna sang bayu telah menerbangkan daun-daun kuning dan mengisar bunga-bunga layu yang membisikkan dendang kematian pada Musim Gugur mari pulang, kekasihku abadi, karena burung-burung telah terbang bagi perjalanan migrasi menuju kehangatan meninggalkan padang yang dingin dan kesepian. Bunga mirtel dan melati pun telah lama mengeringkan air matanya.
Mari kembali, sebab anak sungai yang sayu telah kehabisan lagu, dan sumber air yang lincah telah membisu, enggan mengucapkan kata perpisahan. Sedang bukit-bukit tua telah mulai melipat pakaiannya yang berwarna-warni.
Mari, kekasihku; Alam telah letih, Ia bersemangat melambaikan selamat tinggal dengan dendangan sayup dan ketenangan.
MUSIM DINGIN
Dekatlah ke mari,oh teman sepanjang hidupku, dekatlah padaku, dan jangan biarkan sentuhan Musim Dingin, mencelah di antara kita. Duduklah disampingku di depan tungku, sebab nyalaan api adalah satu-satunya nyawa musim ini.
Bicaralah padaku tentang kekayaan hatimu, yang jauh lebih besar daripada unsur Alam yang menggelodak di luar pintu. Palanglah pintu dan patri engselnya, sebab wajah angkasa menekan semangatku dan pemandangan ladang-ladang salju menimbulkan tangis dalam jiwaku.
Tuangkan minyak ke dalam lampu, jangan biarkan ia pudar, letakkan dekat wajahmu, supaya aku boleh membaca dalam tangis apa yang telah ditulis pada wajahmu tentang kehidupan kau bersamaku..
Berilah aku anggur Musim Gugur, dan mari minum bersama sambil mendendangkan lagu kenangan pada ghairah Musim Bunga dan layanan hangat Musim Panas, serta anugerah tuaian dari Musim Gugur.
Dekatlah padaku, oh kekasih jiwaku; api mendingin dalam tungku, menyelinap padam nyalanya satu-satu, dari timbunan abu dakaplah aku, sebab aku ngeri akan kesepian. Lampu meredup, dan anggur minuman membuat mata sayu mengatup. Mari kita saling berpandangan, sebelum mata tertutup.
Cari aku dengan rabaan, temui daku dalam pelukan lalu biarkan kabus malam merangkul jiwa kita menjadi satu Kucuplah aku, kekasihku, karena Musim Dingin, telah merenggut segala, kecuali bibir yang berkata: Engkau dalam dakapan, oh Kekasihku Abadi, Betapa dalam dan kuat samudera sana, Dan betapa cepatnya subuh…
Khalil Gibran
Marilah, sayang, mari berjalan menjelajahi perbukitan, Salju telah cair dan Kehidupan telah terjaga dari lenanya dan kini mengembara menyusuri pegunungan dan lembah-lembah, mari kita ikut jejak-jejak Musim Bunga, yang melangkaui Ladang-ladang jauh, dan mendaki puncak-puncak perbukitan tuk menadah ilham dari aras ketinggian, di atas hamparan ngarai nan sejuk kehijauan.
Fajar Musim Bunga telah mengeluarkan pakaiannya dari lipatan simpanan, dan menyangkutnya pada pohon pic dan sitrus , dan mereka kelihatan bagai pengantin dalam upacara tradisi Malam Kedre..
Sulur-sulur daun anggur saling berpelukan bagai kekasih Air kali pun lincah berlompatan menari ria, di sela-sela batuan, menyanyikan lagu riang.
Dan bunga-bunga bermekaran dari jantung alam, Laksana buih-buih bersemburan, dari kalbu lautan
Kemarilah, sayang: mari meneguk sisa air mata musim dingin, dari gelas kelopak bunga lili, dan menenangkan jiwa, dengan gerimis nada-nada curahan simfoni burung-burung yang berkicauan dan berkelana riang dalam bayu mengasyikkan
Mari duduk di batu besar itu, tempat bunga violet berteduh dalam persembunyian, dan meniru Kemanisan mereka dalam pertukaran kasih rindu.
MUSIM PANAS
Mari pergi ke ladang, kekasihku, karena Musim menuai telah tiba, dan cahaya surya
Telah memanggang gandum kuning-kekuningan.
Mari kita mengerjakan hasil bumi, sebagaimana semangat kegembiraan menyuburkan butir gandum dari benih cinta-kasih, yang tertanam dalam sanubari. Mari mengisi guni kita dengan limpahan hasil bumi bagai kehidupan mengisi penuh rongga hati, dengan harta kekayaan tak terperi, mari, jadikan bunga-bunga alas tilam kita dan langit biru selimut kita sandarkan kepala di bantal harum jerami, mari kita berehat setelah bekerja sepanjang hari, sambil mendengar bisik gemercik air sungai yang menyanyi.
MUSIM GUGUR
kita pergi memetik anggur di perkebunan dan memerah sari buah segar dan menyimpannya di jambangan tua sebagaimana jiwa menyimpan ilmu pengetahuan Abad-abad lalu, dalam gedung keabadian.
Dan sekarang mari pulang, kerna sang bayu telah menerbangkan daun-daun kuning dan mengisar bunga-bunga layu yang membisikkan dendang kematian pada Musim Gugur mari pulang, kekasihku abadi, karena burung-burung telah terbang bagi perjalanan migrasi menuju kehangatan meninggalkan padang yang dingin dan kesepian. Bunga mirtel dan melati pun telah lama mengeringkan air matanya.
Mari kembali, sebab anak sungai yang sayu telah kehabisan lagu, dan sumber air yang lincah telah membisu, enggan mengucapkan kata perpisahan. Sedang bukit-bukit tua telah mulai melipat pakaiannya yang berwarna-warni.
Mari, kekasihku; Alam telah letih, Ia bersemangat melambaikan selamat tinggal dengan dendangan sayup dan ketenangan.
MUSIM DINGIN
Dekatlah ke mari,oh teman sepanjang hidupku, dekatlah padaku, dan jangan biarkan sentuhan Musim Dingin, mencelah di antara kita. Duduklah disampingku di depan tungku, sebab nyalaan api adalah satu-satunya nyawa musim ini.
Bicaralah padaku tentang kekayaan hatimu, yang jauh lebih besar daripada unsur Alam yang menggelodak di luar pintu. Palanglah pintu dan patri engselnya, sebab wajah angkasa menekan semangatku dan pemandangan ladang-ladang salju menimbulkan tangis dalam jiwaku.
Tuangkan minyak ke dalam lampu, jangan biarkan ia pudar, letakkan dekat wajahmu, supaya aku boleh membaca dalam tangis apa yang telah ditulis pada wajahmu tentang kehidupan kau bersamaku..
Berilah aku anggur Musim Gugur, dan mari minum bersama sambil mendendangkan lagu kenangan pada ghairah Musim Bunga dan layanan hangat Musim Panas, serta anugerah tuaian dari Musim Gugur.
Dekatlah padaku, oh kekasih jiwaku; api mendingin dalam tungku, menyelinap padam nyalanya satu-satu, dari timbunan abu dakaplah aku, sebab aku ngeri akan kesepian. Lampu meredup, dan anggur minuman membuat mata sayu mengatup. Mari kita saling berpandangan, sebelum mata tertutup.
Cari aku dengan rabaan, temui daku dalam pelukan lalu biarkan kabus malam merangkul jiwa kita menjadi satu Kucuplah aku, kekasihku, karena Musim Dingin, telah merenggut segala, kecuali bibir yang berkata: Engkau dalam dakapan, oh Kekasihku Abadi, Betapa dalam dan kuat samudera sana, Dan betapa cepatnya subuh…
Khalil Gibran
Sabtu, 15 Januari 2011
Jelajah hati
Sekali lagi, kutatap wajahmu
Dibawah kilapan cahaya lampu temaram
Tak mampu kutangkap yakin
Untuk iya, juga untuk tidak
Aku hanya termangu
diantara selubung kabut yang suram
berkaca pada hatiku sendiri
Riuh dalam gumuruh pikirku nelangsa
Menali langit, memaut hatiku dalam ragu
Jelajahku terhenti di bisu
Terdiam..
Tuhan..
Sejatinya hati ini milikMu
Kukembalikan semua kepadaMu..
pku, 15/1/11
Selasa, 11 Januari 2011
Doaku
Ya Allah,,,
sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari hati yang tidak khusyu’,
dari doa yang tidak di dengar,
dari jiwa yang tidak merasa puas dan dari ilmu yang tidak bermanfaat...
Ya Allah,,,
bantulah aku untuk selalu mengingatMu,
bantulah aku untuk bersyukur kepadaMu,
bantulah aku untuk memperbaiki ibadahku..
Ya Allah,,
pahamkanlah aku dalam hal agama..
Minggu, 09 Januari 2011
Doa
Allahu yaa Rahman
Yaa Rahiim
Yaa Quddus
Yaa ‘Aziis
Yaa Jabbar
Yaa Ghaffar
Yaa Wahhaab
Yaa Fattaah
Yaa Samii’
Yaa Bashiir
Yaa Syakuur
Yaa Mujiib
Yaa Waajid
Ampuni kesombongan kami Wahai Allah, pdhl Engkaulah al Khaafidh...Lembutkan kbekuan hati kami Yaa Rabbana, krn Engkaulah Al Lathiif al Haliim...kuatkan kelemahan kami krn Engkaulah Al Qahhaar...Beri ampunlah kami yaa Hasiib Yaa Tawwaab...
Amiin...yaa rabbal ‘Alamin..
Jumat, 07 Januari 2011
di Suatu Siang, di hati Putih
Siang yang memutih,
Dedaun gigil
disela runtuhan hujan berlarian
menyapa tanah basah
deras menghujam bumi
rerumput tengadah,
menyalami hujan
yang meluncur derasi sekujur tubuh
basah dalam kedinginan
menyergap pucuk-pucuk
sesekali petir menyambar,
di iringi guruh menggelegar
anak dara tersentak,
wajahnya beku menghitung rintik
satu, dua, tiga
dan selaksa..
menyemat satu nama dalam setiap tetes
semakin mengumpul dalam ingatan
mendekap penuh rindu
yang terus penuhi ruang hampa
berisi catatan-catatan hari
tentangmu
siang yang memutih
semakin putih, di wajah putih
di hati putih...
Langganan:
Postingan (Atom)